Aksi tersebut mereka lakukan karena manajemen PT Tridaya Jaya hingga kini belum membayar gaji mereka selama dua bulan, yaitu Juni dan Juli.
Pongky disandera oleh puluhan karyawan saat berada dalam mobil aparat keamanan yang tengah melaju dari lokasi pelabuhan perusahaan. Karyawan yang mengetahuii keberadaan Pongky lalu menghadang mobil tersebut dan menyenderanya. Empat polisi yang bersama Pongky tidak berkutik.
Selain itu, karyawan perusahaan nikel tersebut juga memblokade Jalan Trans- Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah-Sulawesi Tenggara di Desa Lalampo, Kecamatan Bahadopi, Morowali. Mereka menutup jalan menggunakan tumpukan batu dan tanah.
Karyawan yang marah juga menyita puluhan kendaraan berat milik perusahaan. Aksi menuntut upah oleh 320 karyawan yang sebagian besar sopir kendaraan berat dan eksavator itu berlangsung sejak Rabu (1/8). Namun, tuntutan mereka tidak digubris oleh perusahaan, bahkan, kantor perusahaan yang berada di lokasi tambang telah kosong karena ditinggalkan manajemennya.
Menurut koordinator pengunjuk rasa, Iwan, mereka terpaksa melakukan aksi tersebut karena perusahaan terus berjanji akan membayar gaji mereka, namun tidak kunjung dilaksanakan. "Ada karyawan yang gajinya belum dibayar sejak Mei lalu. Sementara itu, perusahaan terus menjanjikan kepada karyawan akan membayar," ujarnya.
Karyawan mengancam tidak akan membebaskan Pongky dan alat-alat berat yang mereka sandera sampai gaji mereka dibayar. Setelah itu mereka rela keluar dari perusahaan yang dinilai menambang secara ilegal. (M-UB/OL-01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar