FERI TIMPAROSAAir Terjun Saluopa di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
KOMPAS.com - Air terjun
Saluopa di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dapat dikatakan
tempat wisata yang paling dikenal oleh wisatawan mancanegara dan
wisatawan lokal dengan keindahan alamnya. Air terjun Saluopa bersumber
dari mata air yang mengalir dari puncak gunung dengan ketinggian 25
meter. Air terjun ini melewati batuan gunung sebanyak 12 tingkatan yang
mengalir deras mengalir hingga ke tingkat paling bawah yang berakhir di
sungai kecil Desa Leboni.
Air terjun Saluopa terletak di Desa
Leboni, Kecamatan Pamona Pusalemba, Kabupaten Poso atau sekitar 14
kilometer dari Kota Tentena. Air terjun ini juga memiliki tempat
permandian yang berada di tingkat 11.
Pemkab Poso menugaskan
Wiliam Tabasi dan Budi Rutana untuk menjaga kebersihan di Air Terjun
Saluopa ini. Menurut catatan petugas jaga, jumlah pengunjung saat hari
libur mencapai 200 orang lebih. Namun pengunjung terbanyak saat perayaan
Tahun Baru yang mencapai 400 pengunjung. Bertambahnya pengunjung sudah
tentu menambah pemasukan bagi Pemkab Poso yang menetapkan tiket masuk Rp
1.000 per orang. "Kalau hari biasa kurang pengunjung, namun kalau hari
libur seperti Minggu mencapai 200 orang. Paling banyak itu saat libur
Tahun Baru mencapai 400 orang,” kata Wiliam.
Menurut beberapa
pengunjung, air terjun Saluopa merupakan air terjun yang terbaik di
Indonesia. Namun sayangnya, air yang dahulu mengalir deras menutupi
bebatuan di setiap tingkatan tersebut, kini debit airnya mulai
berkurang.
Hal tersebut diakui oleh salah seorang pengunjung asal
Kota Bogor, Jawa Barat yang telah beberapa kali mengunjungi Saluopa. Dia
menyayangkan air terjun tersebut telah mengalami perubahan debit air
yang mulai mengurang.
"Saya telah mengunjungi semua air terjun di
Indonesia. Menurut saya yang bagus hanya Saluopa. Namun sayangnya debit
air sudah mulai berkurang. Kalau dulu saya ke Saluopa, airnya itu deras
hingga tertumpah sampai di anak tangga yang menuju ke tingkat 12, tapi
sekarang sudah tidak lagi," paparnya. Pengakuan tersebut juga
diutarakan wisman asal Prancis, Rathrie dan Kisin. Mereka mengakui
keindahan Saluopa merupakan air terjun yang paling baik dibanding air
terjun yang ada di Indonesia. "Air terjun ini yang paling baik, namun
sayang masih banyak sampah yang harus dibersihkan,” katanya.
Ketika di tanya dari mana mendapat informasi adanya Air Terjun Saluopa, mereka menjawab dari buku wisata. Wiliam
Tabasi mengakui debit air terjun Saluopa itu mulai berkurang disinyalir
akibat adanya perkebunan warga di puncak air itu. "Sudah hampir dua
tahun ini airnya mulai berkurang, soalnya banyak kebun warga di atas
itu. Dahulu, warga yang berkebun itu, pernah dipanggil oleh aparat desa,
dengan melarang penambahan luas kebun,” ungkapnya. Wiliam juga
mengungkapkan, pengawasan di Saluopa perlu adanya pegawasan oleh
instansi terkait. "Harus ada pengawasan dari Dinas Pariwisata dan
Kehutanan untuk pengawasan yang lebih terkait adanya penebangan hutan,”
katanya. Kepada Pemerintah Kabupaten Poso dalam hal ini Dinas
Pariwisata, Wiliam dan Budi berharap agar segera diangkat sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Tugas kami di sini bukan hanya menjaga
kebersihan, namun juga bertanggung jawab penuh untuk keamanan. Untuk
membersihkan jalan dan sampah itu kami lakukan setiap hari Sabtu,
sementara gaji kami hanya Rp 200 ribu yang diterima per tri wulan,"
papar Wiliam yang telah bertugas selama 4 tahun di Air Terjun Saluopa
ini. (Feri Timparosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar