Sabtu, 23 Juni 2012

Festival Teluk Palu Segera Digelar

Penulis : Hafid Laturadja
 
 

   
PALU--MICOM: Festival Teluk Palu ke-3 direncanakan akan digelar pada 27 29 September 2012. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu Sudaryano Lamangkona mengatakan panitia sudah mendapat kepastian sejumlah paguyuban etnis di Sulawesi Tengah.

Selain itu, panitia juga akan mengundang provinsi tetangga seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa, NTB dan NTT.

"Sejauh ini sudah ada beberapa paguyuban etnis yang menyampaikan kesiapan mereka untuk berpartisipasi," kata Sudaryano.

Festival Teluk Palu sebagai wahana seni budaya dan tempat bertemunya paguyuban etnis, seni dan budaya sangat diharapkan kesuksesannya.

"Partisipasi masyarakat se-Kota Palu sangat diharapkan untuk turut menyukseskan event mengangkat kepariwisataan Kota Palu," tambah Sudaryano.

Sejumlah agenda yang akan ditampilkan berupa tari-tarian adat, pameran potensi daerah, permainan tradisional, serta sejumlah lomba.

Untuk anggaran event diperoleh dari dukungan swasta dan APBD Kota Palu. (HF/OL-12)

Rabu, 06 Juni 2012

Simulasi Aksi Teroris Bom Meledak, Dua Karyawan Terluka di Depo Pertamina Donggala

Penulis : Hafid Laturadja

PALU--MICOM: Depo Pertamina Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (6/6) pagi, menggelar simulasi penanganan teror bom di obyek vital tersebut. Sebuah bom meledak dan melukai dua karyawan depo. Dalam simulasi itu, sebanyak 85 personel Polri dan sekuriti Pertamina dilibatkan.

Kisahnya, seorang resepsionis Pertamina menerima telepon gelap dan mengancam akan meledakkan bom di halaman depan depo. Setelah diperiksa, dua karyawan Pertamina tiba-tiba terpental akibat ledakan bom dan mengalami luka berat dan ringan. Kedua korban kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara. Sementara satu peleton satuan Perintis tiba di TKP dan mengamankan lokasi ledakan.

Setelah itu, tim Penjinak Bom Sat Brimob Polda Sulteng tiba di TKP dan langsung melakukan penyisiran ke tempat-tempat yang dicurigai. Apalagi, penelepon menyebutkan ada dua bom yang dipasang dan siap untuk diledakkan. Setelah penyisiran sekitar 20 menit, tim penjinak bom kembali menemukan satu paket mencurigakan lagi dan diduga bom. Proses identifikasi berupa X-ray ditemukan bahan peledak. Kemudian dijinakkan oleh operator penjinak bom.

Kepala Depo Pertamina Donggala Sukamto Purwadi mengatakan simulasi dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan karyawan depo Pertamina dan kesiapan tenaga sekuriti mengantisipasi setiap ancaman. (HF/OL-10)

Sabtu, 02 Juni 2012

Gerrard Kagumi Prancis



Gerrard Kagumi Prancis
Steven Gerrard--AP/Tim Hales/cs

LONDON--MICOM: Steven Gerrard terus memantau persiapan pesaing-pesaing Inggris di fase grup Piala Eropa 2012.

Prancis menjadi salah satu tim yang diwaspadai kapten Inggris tersebut. Menurutnya, setelah melihat laga uji coba melawan Serbia, Prancis adalah tim yang tangguh.

"Saya menyaksikan laga semalam dan mereka terlihat sangat kuat. Mereka tim bagus. Kami tahu banyak mengenai mereka karena kami sempat menghadapi mereka sebelumnya," kata Gerrard, Sabtu (2/6).

"Mereka memiliki sejumlah pemain yang berlaga di Liga Primer Inggris. Kami menghormati mereka, tapi mereka bukannya tak bisa dikalahkan."

"Kami tahu jika kami bisa bermain maksimal, di performa terbaik kami, ada peluang bagi kami mengalahkan  mereka."

"Juga sangat penting bagi kami untuk tidak kalah. Kemenangan menjadi hal fantastis, tapi apabila kami bisa menghindari kekalahan, posisi kami akan bisa lebih baik di dua laga lainnya."

"Tantangannya adalah bisa keluar dari grup ini, semoga dengan menempati posisi puncak, tapi tantangan pertama kami adalah lolos ke babak berikutnya," tandasnya. (goal.com/OL-2)

SALAH SATU OBJEK WISATA ANDALAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

Pulau Togean


Pulau Togian
Obyek Wisata Pulau Togean indah dan eksotis terutama alam bawah lautnya yang memiliki berbagai karang tropis dalam ukuran besar serta berbagai spesies ikan hias dan kepiting kenari.
Kepulauan Togean letaknya di Kabupaten Tojo Unauna Sulawesi Tengah. Perjalanan menuju Togean dapat ditempuh dua jam jalan darat dari Kabupaten Poso ke Ampana – Tojo Unauna yang dilanjutkan naik perahu motor.
Dikawasan Pulau Togean ini terdapat Gunung Merapi yaitu Gunung Colo yang pernah meletus pada awal tahun delapan puluhan. Kegiatan Memancing, berlayar, berenang dan menyelam dapat dilakukan dikawasan ini. Sederetan pulau-pulau kecil dan besar yang berhutan lebat yang dihuni oleh babi hutan dan Pesisir pantai  dihuni suku Bajou yang membuat rumah diatas laut .
Pulau-pulau kecil di Togean juga memiliki pantai berpasir putih untuk berjemur dan pada senja hari menikmati matahari terbenam. Keindahan pulau-pulau karang menambah kecantikan alam Togean , Kepulauan yang terletak di tengah Teluk Tomini ini ditumbuhi kawasan hutan yang belum terjamah dan menjadi tempat perlindungan bagi hewan-hewan yang ada di dalamnya.
Obyek keindahan terletak pada di pantai dan laut dengan berbagai kombinasi bentuk karang berpadu dengan birunya air laut yang jernih. Kepulauan Togean merupakan satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki tiga lingkungan karang yang berbeda yaitu karang atol, karang barier dan karang pantai yang semuanya menjadi habitat dari flora dan fauna laut.
Karang atol ini berbentuk pulau karang yang ditengah-tengahnya terdapat danau yang dalam.
Karang barier merupakan deretan karang yang berjejer mengelilingi pulau menyerupai benteng atau dinding di laut yang melindungi pulau dari terjangan ombak laut. Karang ini di kedalaman 200 mtr dan muncul diatas permukaan laut sampai dengan beberapa meter.
Pulau TogianPulau Batudaka merupakan pulau terbesar dan yang paling mudah dicapai di kepulauan Togean. Di Pulau Batu Daka ini selain desa Bomba sebagai desa pemukiman terdapat desa Wakai tempat/ pelabuhan pemberangkatan ke Pulau Kadidiri yang merupakan obyek wisata di kepulauan Togean.
Di desa Bomba sangat baik untuk berenang dan snorkeling dan mengunjungi goa kelelawar yang tidak terlalu jauh dari desa Bomba. Beberapa kilometer ke arah pedalaman terdapat air terjun.
Pulau Kadidiri merupakan pulau paling populer , pantai yang sangat indah dengan lokasi snorkeling dan menyelam sempurna. tersedia banyak penginapan murah dan di sebelah barat pantai terdapat deretan batu karang terjal yang menjadi habitat kepiting karang. Kawasan pemukiman utama di Pulau Togean adalah Desa Katupat ,di sekitar pulau terdapat kawasan pantai yang lebih indah dan sangat bagus untuk trekking.

Sumber: http://indotim.net

Makanan Khas Sulawesi Tengah

KALEDO (Khas Palu – Sulawesi Tengah)



Bahan :
Daging dan tulang kaki sapi – 1 Kg
Asam jawa mentah – 5 ruas panjang
Cabe rawit hijau – 15 butir
Garam secukupnya.
Jeruk nipis.
Cara Pembuatan :
  • Cuci daging dan tulang kaki sapi hingga bersih
  • Jerang air dalam panci hingga mendidih
  • Masukkan daging dan tulang sapi, masak hingga empuk
  • Buang air rebusan daging dan tiriskan, kemudian jerang air di panci lainnya, masukkan kembali daging yang telah dimasak, ini diperlukan untuk mengurangi lemak pada air rebusan
  • Setelah air mendidih, masukkan garam caberawit hijau, penyedap rasa, dan asam jawa ke dalam rebusan daging dan tulang
  • Tutup dan rebus kembali hingga daging dan tulang kaki sapi matang
  • Sajikan dalam keadaan hangat, beri taburan bawang goreng sebagai penguat aroma.
  • Tambahkan jeruk sesuai selera.

 

 

Uta dada 

Bahan:
-    1 ekor ayam, di potong2 sesuai selera (dapat juga digantikan dengan ikan tongkol)
-    500 ml santan encer dari ½ butir kelapa
-    200 ml santan kental dari ½ butir kelapa
-    2 batang serai, memarkan
-    3 buah tomat (atau sesuai selera), potong-potong
-    garam secukupnya
Bumbu halus:
-    8 butir bawang merah
-    5 siung bawang putih
-    25 buah cabai rawit hijau (porsi yang menyukai pedas)
-    2 cm kunyit
-    2 cm jahe
Cara membuat:
1.    Lumuri ayam dengan garam dan bakar hingga setengah matang. Angkat.
2.    Masukan ayam dan santan encer ke dalam wajan. Tambahkan bumbu halus dan serai lalu masak hingga mendidih.
3.    Masukkan tomat dan santan kental lalu masak sambil terus diaduk agar santan tidak pecah. Masak hingga bumbu meresap.
Dapat disajikan bersama-sama denga nasi, ketupat atau lontong.

UTA KELO

Bahan :
750 cc santan (dari 4 buah kelapa)
10 buah pisang kepok muda diiris setebal 2 jari
1 ons udang halus basah/kering
10 buahcabe rawit (dihaluskan)
Daun kelor muda secukupnya
Garam secukupnya
Cara membuat :
Santan dan cabe rawit dimasak hingga mendidih, kemudian masukkan garam dan pisang kepok, bila sudah mendidi masukkan daun kelor,
Aduk hingga merata…
Angkat dan siap disajukan.
Untuk 15 orang.

Palumara

Bahan :
500 gr ikan kakap (dipotong dadu)
500 cc air asam (5 buah asam masak)
1 sdk makan minyak kelapa
1 batang sereh
Dihaluskan :
5 buah cabe rawit
10 buah lombok keriting
1 ruas jahe
Garam secukupnya
Cara membuat :
Ikan kakap dibersihkan, masukkan ke dalam panci, masukkan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan dan air asam, minyak kelapa serta sereh.
Dimasak hingga mengental.
Siap disajikan…

Tumisi sese gampaya

Bahan :
500 gr bunga pepaya
250 cc santan kelapa
Garam secukupnya
Dihaluskan :
10 buah cabe rawit
2 buah lombok keriting
1 ons kemiri
5 siung bawang merah
5 siung bawang putih
1 ruas jahe
Cara membuat :
Bunga pepaya direbus,
masukkan garam, bila bunga pepaya sudah layu angkat dan tiriskan,
bumbu ditumis dengan sedikit minyak kelapa, tuangkan santan sambil diaduk-aduk,
bila santan sudah mengeluarkan sedikit minyak masukkanbunga pepaya sambil terus diaduk,
angkat dan siap disajikan..

Lawa Taipa

Bahan :
2 buah mangga muda
2 buah lombok keriting
3 siung bawang merah
100 ccsantan kelapa
50 gr wijen
1 ruas jahe
Cara membuat :
Lombok keriting, bawang merah, jahe dan wijen disangrai lalu dihaluskan..
Lalu masukkan mangga muda yang telah dicincang, kemudian masukkan santan,
Aduk rata dan siap disajikan.
Untuk 15 orang

Arti Lambang Sulawesi Tengah

Lambang Sulawesi Tengah berbentuk seperti jantung. Di dalam lambang terdapat simbol bintang, pohon kelapa, padi dan kapas, dan gelombang.
Bintang merupakan lambang Ketuhanan YME dan keteguhan dalam mencapai cita-cita yang tinggi. Pohon kelapa merupakan tumbuhan yang menjadi komoditas untuk menyejahterakan rakyat Sulawesi Tengah. Padi dan kapas sebagai lambang kemakmuran. Kapas berkuncup 13, bergigi 4 pada kelopaknya, padi berbiji 19, alur gelombang atas berjumlah 6 dan gelombang bawah berjumlah 4 merupakan simbol hari jadi provinsi Sulawesi Tengah yaitu 13 April 1964.

Mohsen: Guru jangan sebatas sarjana (S1)

Kakanwil Kementerian Agama, DR H Mohsen MM mengatakan bahwa guru jangan hanya sebatas S1. “Guru harus meningkatkan kualifuikasi pendidikan karena ini merupakan tanggung jawab. Guru memiliki tanggung jawab mencerdaskan bangsa, jangan hanya sebatas sarjana (S1) namun harus mampu ke jenjang yang lebih tinggi” ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan, dalam penutupan Orientasi Pendidikan Tindakan Kelas Guru Agama Hindu tingkat Menengah se Sulawesi Tengah yang dilaksanakan di Palu Golden Hotel (30/5).
Mohsen juga menyatakan bahwa guru Agama hindu pun harus menguasai dan memanfaatkan teknologi, misalnya internet sebagai sara informasi dan komunikasi. Mohsen sempat menanyakan kepada peserta orintasi, apakah sudah memiliki laptop?, Penguasaan teknologi ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Orientasi ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 28 -30 Mei 2012, diikuti oleh 30 peserta yang yang berasal dari kabupaten dan kota.

Mobil Plat Merah Dilarang Gunakan BBM Bersubsid

NUSANTARA - SULTENG
PALU - Pengetatan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang disampaikan presiden Susilo Banbang Yudoyono, ternyata telah ditindaklanjuti oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Melalui surat edarannya tertanggal 23 Mei 2012 lalu, Gubernur Sulawesi Tengah Drs.Longki Djanggola mengeluarkan edaran tentang penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi. Surat edaran nomor: 500/361/RO.ADM EKON/2012.

Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat daerah provinsi Sulawesi tengah, Andi Syahrul  Yotolembah mengatakan terbitnya surat edaran tersebut menindaklanjuti arahan presiden serta menteri terkait dalam rapat koordinasi nasional tentang tim pemantau inflasi daerah (TPID), di jakarta 16 Mei lalu.

Rapat koordinasi terkait pengendalian penggunaan bahan baker minyak (BBM) bersubsidi di dalam negeri khususnya kendaraan dinas pemerintah/pemerintah daerah.

Lebih lanjut Karo humas mengatakan surat edaran gubernur tersebut ditujukan kepada kepala badan/Dinas/biro/ Kantor/BUMN/BUMD dan instansi terkait lingkup pemerintah provinsi Sulawesi Tengah.’’Jadi, berdasarkan surat edaran ini, bagi kendaraan dinas (Randis) pemerintah termasuk BUMN dan BUMD tidak diperbolehkan lagi menggunakan BBM bersubsidi,’’kata Syahrul ditemui, Rabu (30/5).

Demikian dengan kendaraan yang beroperasi untuk usaha pertambangan dan perkebunan juga tidak diperkenankan menggunakan premium atau solar bersubsidi.Bagi PLN (Persero) tidak diperbolehkan ada pembangkit listrik baru yang menggunakan BBM bersubsidi.’’Dalam surat edaran ini gubernur juga mengimbau kepada instansi terkait agar mempermudah izin pembangunan stasiun pengisian bahan baker gas (SPBG) dalam rangka diversifikasi BBM ke BBG,’’kata Karo Humas.

Selain pengendalian penggunaan BBM bersubsidi, gubernur juga meminta kepada pihak keamanan dan instansi terkait agar senantiasa melakukan pengawasan terhadap adanya tindakan penyeludupan BBM, baik di laut maupun di darat.Kepada Wira Penjualan Ritel VII PT.Pertamina Sulteng di Palu diminta agar segera menginstruksikan kepada seluruh Selain dari segi penggunaan BBM, surat edaran juga mempertegas agar instansi pemerintah melakukan penghematan listrik.

Bagaimana dengan ketersediaan BBM nonsubsidi? Hal itu yang menurut Karo humas menjadi persoalan tersendiri. Karena penggunaan Nonsubsidi jenis pertamax di beberapa SPBU masih terbilang langka. Syahrul  mengungkapkan, dibeberapa daerah di Sulteng belum menjamin ketersedian pertamax.’’Saya mau isi di Poso dan Ampana stasiun pengisiannya ada, tapi pertamaxnya habis. Sementara saat ini pengguna pertamax masih kurang,’’ungkap Karo Perlu.

Hal tersebut kata Syahrul  harus menjadi perhatian bersama terutama pemilik SPBU agar tidak terjadi ketimpangan. Disisi lain kendaraan dinas tidak lagi menggunakan premium bersubsidi tapi yang non subsidi malah tidak tersedia.(awl).

Mengintip Air Terjun Saluopa


FERI TIMPAROSAAir Terjun Saluopa di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

KOMPAS.com - Air terjun Saluopa di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dapat dikatakan tempat wisata yang paling dikenal oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal dengan keindahan alamnya. Air terjun Saluopa bersumber dari mata air yang mengalir dari puncak gunung dengan ketinggian 25 meter. Air terjun ini melewati batuan gunung sebanyak 12 tingkatan yang mengalir deras mengalir hingga ke tingkat paling bawah yang berakhir di sungai kecil Desa Leboni.
Air terjun Saluopa terletak di Desa Leboni, Kecamatan Pamona Pusalemba, Kabupaten Poso atau sekitar 14 kilometer dari Kota Tentena. Air terjun ini juga memiliki tempat permandian yang berada di tingkat 11.
Pemkab Poso menugaskan Wiliam Tabasi dan Budi Rutana untuk menjaga kebersihan di Air Terjun Saluopa ini. Menurut catatan petugas jaga, jumlah pengunjung saat hari libur mencapai 200 orang lebih. Namun pengunjung terbanyak saat perayaan Tahun Baru yang mencapai 400 pengunjung. Bertambahnya pengunjung sudah tentu menambah pemasukan bagi Pemkab Poso yang menetapkan tiket masuk Rp 1.000 per orang. "Kalau hari biasa kurang pengunjung, namun kalau hari libur seperti Minggu mencapai 200 orang. Paling banyak itu saat libur Tahun Baru mencapai 400 orang,” kata Wiliam.
Menurut beberapa pengunjung, air terjun Saluopa merupakan air terjun yang terbaik di Indonesia. Namun sayangnya, air yang dahulu mengalir deras menutupi bebatuan di setiap tingkatan tersebut, kini debit airnya mulai berkurang.
Hal tersebut diakui oleh salah seorang pengunjung asal Kota Bogor, Jawa Barat yang telah beberapa kali mengunjungi Saluopa. Dia menyayangkan air terjun tersebut telah mengalami perubahan debit air yang mulai mengurang.
"Saya telah mengunjungi semua air terjun di Indonesia. Menurut saya yang bagus hanya Saluopa. Namun sayangnya debit air sudah mulai berkurang. Kalau dulu saya ke Saluopa, airnya itu deras hingga tertumpah sampai di anak tangga yang menuju ke tingkat 12, tapi sekarang sudah tidak lagi," paparnya. Pengakuan tersebut juga diutarakan wisman asal Prancis, Rathrie dan Kisin. Mereka mengakui keindahan Saluopa merupakan air terjun yang paling baik dibanding air terjun yang ada di Indonesia. "Air terjun ini yang paling baik, namun sayang masih banyak sampah yang harus dibersihkan,” katanya.
Ketika di tanya dari mana mendapat informasi adanya Air Terjun Saluopa, mereka menjawab dari buku wisata. Wiliam Tabasi mengakui debit air terjun Saluopa itu mulai berkurang disinyalir akibat adanya perkebunan warga di puncak air itu. "Sudah hampir dua tahun ini airnya mulai berkurang, soalnya banyak kebun warga di atas itu. Dahulu, warga yang berkebun itu, pernah dipanggil oleh aparat desa, dengan melarang penambahan luas kebun,”  ungkapnya. Wiliam juga mengungkapkan, pengawasan di Saluopa perlu adanya pegawasan oleh instansi terkait. "Harus ada pengawasan dari Dinas Pariwisata dan Kehutanan untuk pengawasan yang lebih terkait adanya penebangan hutan,” katanya. Kepada Pemerintah Kabupaten Poso dalam hal ini Dinas Pariwisata, Wiliam dan Budi berharap agar segera diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Tugas kami di sini bukan hanya menjaga kebersihan, namun juga bertanggung jawab penuh untuk keamanan. Untuk membersihkan jalan dan sampah itu kami lakukan setiap hari Sabtu, sementara gaji kami hanya Rp 200 ribu yang diterima per tri wulan," papar Wiliam yang telah bertugas selama 4 tahun di Air Terjun Saluopa ini. (Feri Timparosa)

19 Daerah Otonom Baru Segera Dibentuk

Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta, Komisi II DPR dan pemerintah segera membahas pembentukan 19 Daerah Otonom Baru (DOB). Pembahasan akan dikebut setelah sekian lama mandek paska kebijakan moratorium pemekaran.

"Pembahasan DOB diputuskan akan segera dibahas Komisi II pada tanggal 6 Juni dengan agenda keterangan DPR atas usul 19 DOB dalam raker bersama Menkumham, Mendagri dan Menkeu yang ditugaskan Presiden untuk membahasnya," kata Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (1/6/2012).

Komisi II DPR menindaklanjuti surat Presiden tanggal 11 Mei 2012 bernomor R-46/pres/05/2012 yang kemudian ditindaklanjuti DPR dengan mengagendakan rapat bersama dengan pemerintah.

"Tanggal 6 Juni nanti agendakan keterangan DPR atas usulan pemekaran," kata politisi Golkar ini.
.
Terkait 19 DOB, seluruh fraksi saat paripurna masa persidangan lalu sudah menyetujuinya ditetapkan sebagai keputusan DPR untuk menjadi RUU inisiatif DPR. Karena itu pembentukannya tinggal menunggu waktu saja.

19 Daerah otonom baru tersebut adalah pembentukan Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Mahakam Ulu Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung, Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat.

Selanjutnya, Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Raha Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat, dan Kabupaten Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat.

Sulawesi Tengah



"Maliu Ntinuvu"
  "Mempersatukan semua unsur dan potensi yang ada")
Peta lokasi Sulawesi Tengah
Negara  Indonesia
Hari jadi 13 April 1964 (hari jadi)
Dasar hukum UU No. 13/1964
Ibu kota Palu
Koordinat 3º 30' LS - 1º 50' LU
119º 0' - 124º 20' BT
Pemerintahan
 - Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si.[1]
 - Wakil Gubernur H. Sudarto, SH, M.Hum
 - Sekretaris Daerah Drs. Amjad Lawasa, M.Si
 - DAU Rp 743.161.759.000 (2011)[2]
Luas
 - Total 61.841,29 km2
Populasi (2010)[3]
 - Total 2.633.420
 Kepadatan 42,6/km²
Demografi
 - Suku bangsa Kaili (20%), Bugis (14%), Gorontalo (18%), Pamona, Mori
 - Agama Islam (76.6%), Protestan (17.3%), Katolik (3.2%), Hindu (2.7%), Budha (0.16%)
 - Bahasa Bahasa Indonesia, Pamona, Mori, Kaili dan lain-lain
Zona waktu WITA
Kabupaten 9
Kota 1
Kecamatan 147
Lagu daerah Tananggu Kaili, Tondok Kadadingku, Rano Poso, Wita Mori
Situs web www.sulteng.go.id
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Palu.

Sejarah

Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
Semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:
  1. Poso Lage di Poso
  2. Lore di Wianga
  3. Tojo di Ampana
  4. Pulau Una-una di Una-una
  5. Bungku di Bungku
  6. Mori di Kolonodale
  7. Banggai di Luwuk
  8. Parigi di Parigi
  9. Moutong di Tinombo
  10. Tawaeli di Tawaeli
  11. Banawa di Donggala
  12. Palu di Palu
  13. Sigi/Dolo di Biromaru
  14. Kulawi di Kulawi
  15. Tolitoli di Tolitoli
Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
  1. Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
  2. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
  3. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.
Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.
Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.

Pemerintahan

Kabupaten dan Kota

Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas 10 kabupaten dan 1 kota, 147 kecamatan, dan 1.664 desa/ kelurahan. Provinsi ini memiliki luas daratan 61.841,29 km2 (BPS 2010), dengan penduduk 2.633.420 jiwa (SP 2010), dengan tingkat kepadatan penduduk 43 jiwa/ km2.
Adapun daftar lengkap nama kabupaten/ kota, nama ibu kota, serta jumlah kecamatan, dan desa/ kelurahan di Provinsi Sulawesi tengah hingga saat ini (September 2011) adalah sebagai berikut.

Daftar Nama Kabupaten/ Kota, Ibu Kota, Jumlah Kecamatan, dan Desa/Kelurahan

Kabupaten/Kota Ibu Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Banggai Luwuk 13 255
Kabupaten Banggai Kepulauan Banggai 19 210
Kabupaten Buol Buol 11 107
Kabupaten Donggala Donggala 15 143
Kabupaten Morowali Bungku 13 245
Kabupaten Parigi Moutong Parigi 20 175
Kabupaten Poso Poso 18 156
Kabupaten Sigi Sigi Biromaru 15 160
Kabupaten Tojo Una-Una Ampana 9 122
Kabupaten Tolitoli Tolitoli 10 84
Kota Palu - 4 43
Provinsi Sulawesi Tengah Palu 147 1.664

Daftar Gubernur

No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1.
Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning 13 April 1964 13 April 1968  
2.
Kol. Mohammad Yasin 13 April 1968 April 1973  
3.
Brigjen Albertus Maruli Tambunan April 1973 28 September 1978  
4.
Brigjen Moenafri, SH 28 September 1978 22 Oktober 1979  
5.
Kol. R. H. Eddy Djadjang Djajaatmadja 22 Oktober 1979 22 Oktober 1980  
6.
Mayjen H. Eddy Sabara November 1980 Februari 1981 Pejabat Gubernur
7.
Drs. H. Ghalib Lasahido 19 Desember 1981 Februari 1986  
8.
Abdul Aziz Lamadjido, SH Februari 1986 16 Februari 1996  
9. Paliudju.JPG Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju 16 Februari 1996 20 Februari 2001 periode pertama
10. Aminuddin ponulele.jpg Prof. (Em) Drs. H. Aminuddin Ponulele, M.S. 20 Februari 2001 2006  
11.
Gumyadi 2006 24 Maret 2006 Penjabat Gubernur
12. Paliudju.JPG Mayjen TNI (Purn). H. Bandjela Paliudju 24 Maret 2006 17 Juni 2011 periode kedua
13.
Longki Djanggola 17 Juni 2011 sekarang

Perwakilan di Jakarta

Anggota DPR dari Provinsi Sulawesi Tengah

  1. H. Syarifuddin Sudding, SH. MH. dari Partai Hati Nurani Rakyat
  2. Ir. H. Rendy Lamadjido dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
  3. Akbar Zulfakar Sipanawa, ST dari Partai Keadilan Sejahtera
  4. Murad U. Nasir dari Partai Golongan Karya
  5. Muhidin M. Said, SE. MBA. dari Partai Golongan Karya
  6. Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Partai Demokrat

Anggota DPD dari Provinsi Sulawesi Tengah

  • Nurmawati Dewi Bantilan, SE.
  • Ahmad Syaifullah Malonda, SH.
  • Shaleh Muhammad Aljufri, MA.
  • Pdt. DR. Silviana H. Pandegirot, M.Th

Demografi

Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:
  1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu
  2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala
  3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
  4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
  5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
  6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
  7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
  8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
  9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
  10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
  11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna
  12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
  13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
  14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
  15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
  16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
  17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli
  18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
  19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala
Di samping 13 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea dan Suku Ta' di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga banyak mendiami wilayah Sulawesi Tengah adalah Bugis, Makasar dan Toraja serta etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur. Jumlah penduduk di daerah ini sekitar 2.128.000 jiwa yang mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, kelapa, kakao dan cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.

Budaya

Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.

Kesenian

Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrumen seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.

Agama

Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduknya memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu serta Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial saat ini.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda, A.C Cruyt dan Adrian.

lklim

Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.

Flora dan Fauna

Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.

Senjata Tradisional

Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma).

Siswa SMP di Palu Tetap Corat-Coret Seragam

PALU--MICOM: Siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, tetap melakukan aksi corat-coret pakaian seragam sekolah setelah lulus ujian nasional (UN).

Berdasarkan pantauan di sejumlah sekolah negeri dan swasta di Palu, Sabtu (2/6), sebelum hasil UN diumumkan pada pukul 13.00 Wita, kebanyakan siswa mencorat-coret pakaian. Sebagian lagi melampiaskan kegembiraan dengan mengecat rambut dengan warna-warni menggunakan piloks.

Tidak puas hanya mencorat-coret pakaian dan mengecat rambut, mereka kemudian melakukan konvoi sepeda motor berkeliling Kota Palu. Ulah mereka itu mewarnai pengumuman hasil UN.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 9 Palu Arsid Nurdin mengatakan aksi para siswa mencorat-coret pakaian seragam dan konvoi kendaraan bermotor di jalan sudah menjadi tradisi. Memang ada imbaun dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Palu agar siswa tidak melakukan aksi tersebut, tetapi diabaikan.

Menurutnya, ada beberapa siswa yang tidak melakukan tindakan seperti itu. Mereka lebih memilih mengumpulkan pakaian seragam dan memberikan kepada pihak sekolah untuk disalurkan kepada siswa yang membutuhkan. (Ant/OL-01)

Jumat, 01 Juni 2012

Hotel Bisa Berfungsi Tempat Berlindung Korban Bencana

PALU--MICOM: Pengamat gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Subagyo mengatakan hotel di Kota Palu bisa menjadi tempat berlindung sementara saat terjadi bencana alam karena letaknya yang mudah dijangkau.

Saat seminar "Observasi Gempa dan Mitigasi Bencana Alam" yang dilaksanakan di Universitas Tadulako Palu, Jumat (1/6), dia mengatakan sebagian besar hotel di Kota Palu berada di lokasi aman.

Dia mengatakan, Kota Palu adalah daerah rawan bencana alam, seperti gempa bumi, banjir atau tsunami namun belum ada tempat khusus untuk dijadikan tempat berlindung bagi masyarakat saat terjadi bencana.

Pada 24 Januari 2005 pukul 04.10 WITA, gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Skala Richter (SR) mengguncang Palu. Saat itu, masyarakat panik dan berhamburan lari keluar rumah menuju dataran lebih tinggi karena takut air laut akan naik. Padahal saat itu pusat gempa berada di darat.

"Kondisi seperti itu harus tidak terulang lagi, sehingga hotel bisa dijadikan shelter saat terjadi bencana," kata Subagyo.

Perkembangan hotel di Ibu Kota Sulawesi Tengah saat ini tergolong pesat mengingat tingkat penghuniannya selalu berada di atas 60 persen. Sejumlah hotel saat ini sedang dibangun di Kota Palu. Menurut Subagyo, hotel adalah alternatif bagi masyarakat yang bingung mencari tempat berlindung sementara sebelum petugas menyediakan tenda darurat sesaat terjadi bencana.

Subagyo sudah sejak belasan tahun silam meneliti gempa di Kota Palu dan sejumlah daerah di Sulawesi Tengah. Menurut dia, karakteristik geologi di Sulawesi Tengah menarik diteliti karena dilewati Sesar Palu Koro yang panjangnya mencapai 1.000 kilometer membentang di Selat Makassar.

Sesar Palu Koro yang aktif itu menjadikan Sulawesi Tengah sebagai daerah rawan gempa bumi dan tsunami. Namun demikian, satu siklus tsunami di Palu dibutuhkan waktu selama 200 tahun.

Saat ini tiga ilmuwan asal Jepang akan meneliti gempa bumi di Palu sekaligus memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan masyarakat setempat. Ketiga ilmuwan itu adalah Junji Kiyono dari Universitas Kyoto, serta Yusuke Ono dan Tatsuya Noguchi dari Universitas Tottori. (Ant/OL-2)

Ilmuwan Jepang akan teliti gempa di Palu

Palu (ANTARA News) - Tiga ilmuwan asal Jepang akan meneliti gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, sekaligus memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan masyarakat setempat.

Ketiga ilmuwan itu adalah Junji Kiyono dari Universitas Kyoto, serta Yusuke Ono dan Tatsuya Noguchi dari Universitas Tottori, kata

Junji Kiyono mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam seminar ilmiah "Observasi Gempa dan Mitigasi Bencana Alam" yang dilaksanakan di Universitas Tadulako Palu, Jumat.

Junji Kiyono membandingkan gempa bumi yang terjadi di Aceh pada 2004 dan gempa di Jepang pada 2011.

Menurutnya, gempa bumi yang menyebabkan tsunami di Aceh dan di Jepang ada persamaan, yakni gelombang air laut naik secara perlahan dan sekitar 10 detik kemudian kecepatan air akan meningkat.

Dia mengaku tertarik melakukan penelitian di Palu karena wilayah ini mirip dengan kondisi geografis di Jepang.

Sementara Yusuke Ono dan Tatsuya Noguchi memperkenalkan alat untuk mengukur gempa tremor.

Noguchi mengatakan getaran tremor terjadi di permukaan bumi dan tidak dapat dirasakan oleh manusia sehingga untuk mengetahui kekuatan getaran itu diperlukan sensor.

Gempa tremor dengan kekuatan satu Hertz bisa berasal dari apa saja, seperti aktivitas pabrik, kendaraan di jalan raya, atau ledakan gunung.

Dalam waktu dekat ketiga ilmuwan Jepang yang didampingi peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Tadulako Palu, serta sejumlah mahasiswa akan melakukan penelitian tentang potensi gempa bumi di Palu.

Subagyo, peneliti gempa dari UGM, mengatakan dipilihnya Palu untuk menjadi objek penelitian karena kota ini dilewati sesar Palu Koro sepanjang hingga 1.000 kilometer yang berpotensi terjadi gempa bumi.

Para peneliti itu akan melakukan pengeboran di pegunungan Gawalise di Kecamatan Palu Barat.

Kota Palu di Provinsi Sulawesi Tengah adalah salah satu dari tujuh daerah rawan bencana alam yang ditetapkan oleh pemerintah.

Ketujuh daerah itu adalah DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bengkulu, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah.

Subagyo berharap hasil penelitian yang dilakukan ilmuan Jepang dan peneliti lokal itu akan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

"Yang jelas hasilnya bisa menghindarkan korban lebih banyak," kata Subagyo.